Selasa, 27 November 2012

JEMBER ku Sayang ... JEMBER kku MALANG



Dari pada saya menbicarakan kasus daerah lain lebih baik saya mengangkat dan mempelajari kasus daerah saya sendiri ^_^
Ada apa dengan jember ku ??


Apakah yang salah dari Kabupaten Jember sehingga tidak mampu mengangkat derajat kesejahteraan masyarakatnya sendiri sedangkan potensi yang tersedia sangatlah berlimpah? Banyak faktor yang dapat mempengaruhinya. Jember yang terkenal dengan daun emasnya, menjadi kebanggaan dan simbol kota Tembakau dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terbesar kedua se Jawa Timur setelah Kabupaten Malang. di dukung dengan slagon “Membangun Desa, Menata Kota untuk Kesejahteraan Bersama” dan jember TERBINA ( Tetib Bersih Indah dan Aman ). Pada tahun 2007 ternyata mendapat anugerah kabupaten termiskin se-Jawa Timur dan Kalisat kecamatan termiskin se kabupaten Jember.
Apakah Kabupaten Jember menjadi korban implementasi otonomi daerah? Pertanyaan tersebut masih belum dapat dijawab karena belum ada penelusuran lebih lanjut. Namun apabila dilihat lebih jauh, memang dampak otonomi sangat terasa di kabupaten Jember. Pengalihan kekuasaan dari pusat ke daerah membuat banyak aspek kehidupan yang menyangkut hajat hidup orang banyak dikelola oleh daerah. Hal tersebut berpengaruh pada akses masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya yang seharusnya lebih baik karena dipegang oleh Pemerintah daerah. Namun tidak demikian yang terjadi. Setelah otonomi daerah, pengelolaan daerah cenderung lebih menurun karena banyak permasalahan yang muncul di Kabupaten Jember, diantaranya :



v  Permasalahan utama adalah penyimpangan serta penyelewengan yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Terbukti, banyak pejabat yang terseret kasus korupsi dan penyelewengan anggaran daerah. Dan yang terbaru adalah Bupati Jember sendiri yaitu MZA Djalal dan wakilnya Kusen Andalas terlibat dalam masalah korupsi.

v  Permasalahan di atas hanyalah salah satu masalah yang terjadi di Kabupaten Jember. Belum lagi masalah pengelolaan tempat wisata yang berpotensi di Jember yang apabila dikembangkan akan mendatangkan pendapatan bagi daerah dan masyarakat sekitar tempat wisata yang masih belum maksimal diantara tempat wisata itu adalah PAPUMA atau Pasir Putih Malikan yang terletak di kecamatan ambulu pantai ini pantai terkenal dengan pemandangannya yang elok, Botani  sebuah taman yang penuh dengan nuansa hijau nan sejuk, Patemon nama kolam renang yang mempunyai air bersih, jernih, dan dingin yang langsung dari pegunungan, da masih banyak l,agi wisata lainnya . Namun, Pemerintah belum memperhatikan sektor ini sehingga belum maksimal pemanfaatanya untuk masyarakat sekitarnya.

v   Masalah perpolitikan dan birokrasi juga masih banyak terjadi seperti birokrasi pencairan sertifikasi guru yang cenderung dipersulit. Padahal guru adalah seorang pendidik yang perlu dihargai, namun malah disengsarakan dan dipersulit. Tidak hanya itu kebanyakan penerimaan sertifikasi guru hanya untuk guru – guru yang sudah PNS sedangkan Guru yang swasta dipersulit bahkan jarang di hiraukan. Hal ini tidak terjadi di kabupaten Jember saja Namun di berbagai kota bahkan diseluruh Indonesia.



Sebenarnya, dampak otonomi daerah di Kabupaten Jember tidak akan seperti ini jika ada suatu implementasi yang konsisten dari diberlakukannya otonomi daerah. Memang otonomi daerah memberikan peluang bagi pemerintah daerah untuk terbebas dari kekangan pemerintah pusat sehingga dianggap tidak ada pengawasan yang kuat. Hal inilah yang seringkali disalah artikan oleh sebagian pihak. Kesalahan tidak dapat ditimpakan pada satu pihak saja. Perlu adanya reformasi birokrasi di Jember agar dalam pelaksanaan otonomi daerah dapat berjalan dengan baik.